Selasa, 23 Oktober 2012

Karakteristik Riset Komunikasi



Sebagai ilmu social, ilmu komunikasi mempunyai objek material yang sama dengan ilmu-ilmu social lainnya yaitu mengkaji perilaku manusia (kehidupan social). Tetapi untuk membedakannya, setiap ilmu mempunyai objek formalnya masing-masing. Jadi objek formal adalah ciri khas yang dimiliki setiap ilmu dan secara spesifik menjadi focus kajiannya
.
            Objek formal ilmu komunikasi adalah ‘segala produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari system tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia”. Objek formal ini pada dasarnya adalah fenomena komunikasi dalam kehidupan kita, karena komunikasi merupakan proses pertukaran tanda dan lambang dalam kehidupan manusia. Proses pertukaran tanda dan lambang ini disebut pula sebagai proses pertukaran pesan, karena pesan merupakan seperangkat tanda dan lambang yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung makna (informsi) bagi orang lain. Jadi ruang lingkup riset komunikasi adalah berkaitan dengan produksi serta proes pertukaran pesan dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.
            Proses pentransferan atau pertukaran pesan ini terjadi melalui komponen-komponen komunikasi. Pesan berpindah dari seorang komunikator, melalui media, menuju sasaran. Setelah sampai pada sasaran dimungkinkan memunculkan efek-efek tertentu. Hal ini yang dijelaskan secara lebih empiris oleh Lasswell, yaitu : Who says what in which channel to whom with what effect. Dari sini dapat dijabarkan bahwa riset komunikasi mencakup:
  1. Studi komunikator (who), yaitu studi mengenai komuikator sebagai individu maupun institusi.
  2. Studi pesan (says what), yaitu studi mengenai isi pesan, analisis teks, semiotic, pesan verbal maupun nonverbal.
  3. Studi media (in which channel), yaitu studi mengenai medianya (salurannya).
  4. Studi khalayak (to whom), yaitu studi mengenai khalayak atau komunikan.
  5. Studi efek (whit what effect), yaitu studi mengenai efek terpaan pesan. Efek adalah dampak dari terpaan pesan komunikasi.

Studi-studi tersebut dapat diterapkan pada semua tingkatan atau konteks komunikasi, seperti komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi maupun komunikasi massa. Masing-masing tingkatan komunikasi ini mempunyai bidang-bidang, pers (media massa), public relation, periklanan, komunikasi pemasaran, dan sebagainya.
Littlejohn dalam Ashadi Siregar mengemukakan dua aliran dalam penelitian komunikasi, berdasarkan perbedaan dimensi yang menjadi perhatian dalam kajian; yaitu:
1)      Aliran yang melihat fenomena komunikasi sebagai proses penyampaian pesan (transmission of message) dalam konteks interaksi sosial. Terdapat satu hal yang menjadi kata kunci dalam aliran yang pertama ini, yaitu adanya transfer pesan dari komunikator kepada komunikan dalam proses komunikasi ini, yang tentunya juga akan muncul dalam penelitian komunikasi.
2)      Aliran yang melihat fenomena komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna (production dan exchange of meaning) dalam konteks kultural. Dalam aliran yang kedua ini, dijelaskan bahwa kegiatan komunikasi melibatkan produksi dan pertukaran makna. Hal ini berhubungan dengan bagaimana pesan berinteraksi dengan manusia dalam rangka memproduksi atau membentuk makna/ arti dari pesan tersebut. Sehingga seperti telah disebutkan di atas, hal ini berhubungan dengan interpretasi manusia, dan budaya yang ada pada masyarakat tersebut. Istilah-istilah seperti signification (pemaknaan), akan ditemui dalam aliran ini. Lebih lanjut, karena berhubungan dengan kebudayaan, perbedaan hasil penelitian pada dua daerah yang berbeda sangat dimungkinkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar